Press enter to see results or esc to cancel.

Muhammad Irwan Peraih Juara II Debat Mahasiswa Ilmu Komunikasi

KEHIDUPAN DI BALIK JERUJI
Oleh : Muhammad Irwan)*
Rajab, warga binaan lapas Kelas II A lhokseumawe
Penjara adalah jeruji besi yang membuat semakin lemah makhluk yang sudah lemah. Penjara adalah tembok-tembok jangkung yang mengepung ketidakberdayaan makhluk yang melahirkan 'kehidupan' manusia. Penjara adalah nyanyian kesedihan dan ratapan duka.dan penjara sering disebut sebagai tempat banjirnya air mata.
Pagi itu, 9 Mei 2015, tim PKM pelita berkunjung  berkunjung ke Lapas kelas II A Lhokseumawe. Hari yang cerah. Dikelilingi tembok-tembok besar  dan terali besi wajah para tahanan seakan berteriak ’ingin keluar. Awan bergumpal di atas latar langit yang membiru.

kehidupan di sel tahanan, sangat menyiksa. Bayangkan, setiap hari selama 24 jam, kita hanya bisa keluar sehari 1 jam ketika jam besuk, pk 14.00 s/d pk 15.00 WIB. Itu pun baru bisa keluar dari dalam kerangkeng besi kalau kita dibesuk keluarga. Ketemu dengan keluaraga yang datang membesuk pun tidak akan lebih dari 15 menit. Bisa bicara dari balik terali besi yang masih dilapisi kawat rajutan.
Hanya 15 menit kemudian disemprit untuk gantian dengan yang lain. Selesai besukan, masuk lagi ke dalam kerangkeng. Kemudian mereka merindukan lagi esok pagi, setelah esok pagi menanti-nanti dengan rasa cemas datangnya jam besuk. Kerinduan yang terus menerus setiap hati. Rutinitas yang sangat membosankansekali.

bukan Cuma itu Saat Tim Pelita mewancarai beberapa tokoh Napi mereka menceritakan tentang segelintir dari banyak kebobrokan yang dilakukan oleh oknum polisi. “Sejak minggu pertama mendekam di tahanan Lapas kelas II A Lhokseumawe, ketika saya sedang menderita secara psikis, datanglah tawaran dari penyidik.“Kamu mau keluar?” tanya penyidik, anggota Unit sipir Lapas kelas II A Lhokseumawe. Reserse bertubuh tambun itu menawarkan pada saya. Tentu saja saya mau karena menurut dia, kamu boleh keluar selama 40 hari saja asalkan kamu bayar satu juta.”dan inilah kehidupan lapas yang sebenarnya, punya uang tuntas perkara. Demikian Ungkap Rajab, penghuni lapas ini.
Dapat disimpulkan bahwa penjara adalah SURGA dan tempat paling AMAN buat para pedagang dan pengguna narkoba tanpa harus takut ditangkap.. selama bisa kordinasi dgn petugas penjara.penjara adalah tempat paling “basah” buat para petugas disini. begitu hebatnya “kerajaan” ini sehingga ini menjadi “surga” bagi petugas maupun para penghuni tanpa bisa dilihat dari luar apalagi tersentuh karena mereka sangat pintar untuk menutupi semua, intinya penjara adalah tempat yg penuh konspirasi tingkat tinggi dimana semua yg hitam bisa menjadi putih dan semua yang putih bisa menjadi hitam, tapi jangan berharap bisa enak di penjara kalau tanpa uang, tanpa uang anda akan merasa tersiksa dan merasakan penjara yang sebenarnya tanpa ada rasa kemanusiawian, tanpa uang anda akan terhina. Begitulah bobroknya hukum di Indonesia.

(* Muhammad Irwan merupakan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Malikussalaeh dan Pegiat Di komunitas Panteu Menulis Pasee dan Jaroe Aceh Youth Commnity.


Beberapa hari yang lalu kami telah berpetualang ke beberapa Media dan konsulat dalam waktu yang cukup singkat. Ini sungguh kunjungan yang sangat mengagumkan,”
Perjalanan kunjungan media dan konsulat ini bermula pada tanggal 13 April saat kami berkunjung ke Kota medan. Dalam perjalanan itu, kami mengunjungi berbagai tempat dan media yang menarik di indonesia. Mulai dari Metro TV dari Jl. Prof. HM. Yamin No. 41 Medan,konsulat jeneral Malaysia, konsulat jeneral Amerika,RRI SUMUT, TVRI SUMUT,Museum Nasional hingga berkeliling medan dengan becak.
Menurut saya, perjalanan kunjungan media kali ini di Kota Medan sangat menarik karena kami diterima dengan baik oleh pihak Hotel, Media maupun Konsulat yang kami kunjungi dan mereka sangat bersahabat
Untuk memperkenalkan perjalanan kami kepada mahasiswa ilmu komunikasi terutama junior kami, tidak lupa selalu membawa kamera, dan mengabadikan setiap momen yang kami lalui baik itu foto maupun video. Menurut beberapa teman, momen tersebut nanti akan menjadi bagian petualangan mereka selanjutnya hingga perjalanan mereka selesai.
“Kami ingin mendorong Adik2 kami di ilmu komunikasi untuk melakukan perjalanan ke beberapa tempat tanpa harus takut. Karena setiap perjalanan itu akan memberikan banyak pengalaman dan pemahaman untuk kita bisa lebih pantas berada di jurusan ilmu komunikasi yang bisa di andalkan.



















Press rilis
ILMU KOMUNIKASI UNIMAL & HIMAKO GELAR ROADSHOW “APRESIASI  & BEDAH FILM

Kampus bukit indah :
Himpunan mahasiswa ilmu komunikasi  (HIMAKO) bekerja sama dengan  Aceh Dokumentari Competion (ADC) menggelar roadshow apresiasi dan bedah film dengan tema “ For You aceh” pada tanggal 12 maret 2015. Acara ini yang di dukung DeRe Indonesia, Lensa Sosial Komunikasi, dan UKM KSM Kreatif Minority UNIMAL ini diselenggarakan dalam rangka memperkenalkan bagaimana cara membuat film dokumenter dengan baik dengan mengangkat tema “ For You Aceh”.
Acara Roadshow ini digelar di Aula FISIP universitas Malikussaleh dengan mengahadirkan Sutradara terbaik  pemenang Eagle Award dengan judul GARAMKU TAK ASIN LAGI, Azhari S.IP dengan kesibukan beliau yang luar biasa namun menyempatkan hadir dalam acara ini. Demikian tandas Ika wahyuni, ketua penyelenggara event ini.
Acara ini juga menghadirkan pemenang ADC  dengan judul Pelangi Ditepian Samudera, Oleh Fuad Rizki, dalam acara ini dihadir 150 peserta. Dalam acara ini  peserta juga  diajak menonton film dokumenter terbaik dari Aceh yaitu; Perempuan Kopi, TGK. Rangkang, dan film garamku tak asin lagi pastinya.
Selain itu, Memasuki tahun 2015 ini adalah tahun ke-3 Aceh Documentary Competition dalam berbagi ilmu, pengalaman untuk kalangan muda-mudi Aceh melalui ajang kompetisi film dokumenter di Aceh. Di tahun yang ke-3 ini, Aceh Documentray Competition (ADC) mengusung cerita tentang  orang-orang yang berbuat sesuatu untuk Aceh dalam 4 (empat) pilar, Lingkungan, Pendidikan, Ekonomi, Kesehatan. Diberi nama Untukmu Aceh  yang dbahasakan dalam bahasa Inggris : “FOR YOU ACEH”, guna memperkenalkan Aceh tidak hanya dalam Nasional tapi juga dalam ruang lingkup International pastinya.
sumber ; www.pikirreview.com