ANALISIS REALITAS MEDIA MASSA
Dunia ini dengan segala isi dan peristiwanya tidak bisa
melepaskan diri dari kaitannya dengan media massa, demikian juga sebaliknya.
Hubungan antara keduanya sangatlah erat sehingga menjadi saling bergantung dan
saling membutuhkan. Segala isi dan peristiwa yang ada di dunia menjadi sumber
informasi bagi media massa. Selain menjadi sarana dan prasarana komunikasi,
media massa juga mempunyai tugas dan kewajiban untuk mengakomodasi segala jenis
isi dan peristiwa di dunia ini melalui pemberitaan atau publikasinya dalam
aneka wujud. Institusi media memproduksi dan menyebarkan informasi yang berupa
produk budaya atau pesan yang mencerminkan budaya dalam masyarakat kepada
publik secara luas agar produk atau pesan tersebut dapat digunakan dan
dikonsumsi oleh publik. Dengan demikian keberadaan media massa sebagai sistem
tersendiri tidak bisa dilepaskan dari sistem kemasyarakatan yang lebih luas
(politik, ekonomi, Sosial dan budaya).
Media massa adalah sesuatu yang dapat digunakan oleh segala
bentuk komunikasi, baik komunikasi personal maupun komunikasi kelompok dan
komunikasi massa (Atang Syamsuddin). Secara universal tujuannya adalah:
1).Informasi; 2).Hiburan; 3).Pendidikan; 4).Propaganda/pengaruh; dan
5).Pertanggngjawaban sosial. Sesuai perkembangannya media massa berwujud dalam
media cetak (Koran, majalah, bulletin) dan media elektronik (TV, radio dan
internet). Dari berbagai macam media massa tersebut mempunyai ciri khas
masing-masing baik dalam isi dan pengemasan beritanya, maupun dalam tampilan
serta tujuan dasarnya. Perbedaan ini di latarbelakangi oleh kepentingan yang
berbeda dari masing-masing media massa. Ada yang bermotif politik, ekonomi,
agama dan sebagainya. Seperti yang dikatakan oleh Bambang Harimukti bahwa media
masa merupakan kumpulan banyak organisasi dan manusia dengan segala
kepentingannya yang beragam, bahkan termasuk yang saling bertentangan.
Kepentingan yang beragam pada media massa adalah hal yang
tidak bisa dipungkiri. Ada media massa yang memiliki kepentingan politik,
karena ia didanai oleh kekuatan politik tertentu, dan media massa juga ada yang
bermotifkan ekonomi, dimana keuntungan secara materil adalah satu-satunya
target dari media tersebut. Ada juga media yang bermotifkan pendidikan karena
ingin memberikan pengetahuan. Begitupun yang bermotifkan agama, dimana media
massa didirikan oleh kelompok agama tertentu untuk menyampaikan ajaran
agamanya. Kepentingan dari media massa tersebut dapat mempengaruhi berita yang
disampaikan. Dari sinilah muncul sebuah anggapan bahwa fakta yang disampaikan
bukanlah fakta yang objektif, melainkan fakta yang telah dikontruksi oleh media
atau penulisnya/wartawan dengan latar belakang kepentingan tertentu. Dalam
pandangan kaum konstruksionis, berita yang kita baca pada dasarnya adalah hasil
dari konstruksi kerja jurnalistik, bukan kaidah baku jurnalistik. Semua proses
kontruksi (mulai dari memilih fakta, sumber, pemakaian kata, gambar, sampai
penyuntingan) memberi andil bagaimana realitas tersebut hadir dihadapan
khalayak (Eriyanto, 2002).
Kalau menengok sejarah media massa di nusantara ini tentu
juga tidak bisa melepaskan diri dari reformasi 98 yang selanjutnya menandai
babak baru era reformasi sampai sekarang ini. Termasuk reformasi media massa
yang sebelumnya pemerintah mempunyai peran kontrol dominan telah bergeser
menjadi era keterbukaan yang sangat memberikan peluang kepada masyarakat untuk
menjadi pengontrolnya. Sejauh mana media memberikan pesan perlu dianalisis
lebih lanjut. Masyarakat sebagai sasaran pembaca, pendengar dan penonton media
massa hendaknya mempunyai pisau analisa agar media menjadi jalan pencerdasan
bukan sebaliknya yaitu jalan pembodohan dan penelikungan.
Perspektif
Media Massa
Seiring
muncul dan berkembangnya analisis terhadap media masaa, maka muncul berbagai
pendekatan yang mencoba digunakan, yakni:
Pendekatan pluralis. Dalam pendekatan pluralis, berita adalah cermin dan
refleksi dari kenyataan. Oleh karena itu, berita heruslah sama dan sebangun
dengan fakta yang hendak diliput. Sedangkan posisi media sendiri merupakan
sarana yang bebas dan netral tempat semua kelompok masyarakat saling berdiskusi
yang tidak dominan. Senada dengan pendekatan ini adalah pendekatan positivis.
Menurut pendekatan ini media merupakan saluran pesan. Ada fakta riil yang
diatur oleh kaidah-kaidah tertentu yang berlaku universal. Berita adalah cermin
dan refleksi dari kenyataan, karena itu, berita haruslah sama dan sebangun
dengan fakta yang hendak diliput
Bertolak dari pendekatan tersebut adalah pendekatan
kritis. Menurut pendekatan ini berita tidak mungkin merupakan cermin dan
refleksi dari realitas, karena berita yang terbentuk hanya cermin dari
kepentingan kekuatan dominan. Sedangkan media sesungguhnya bukan milik publik,
tetapi dikuasai oleh kelompok dominan dan menjadi sarana untuk memojokan
kelompok lain, sehingga sulit untuk berdiri secara netral dan independent.
Pendekatan selanjutnya adalah pendekatan konstruksionis. Menurut
konstruksionis, media merupakan agen konstruksi pesan. Fakta yang ada dalam
media tiada lain merupakan konstruksi atas realitas. Kebenaran suatu fakta
bersifat relatif, berlaku sesuai konteks tertentu. Berita tidak mungkin
merupakan cermin dan refleksi dari realitas. Karena berita yang terbentuk
merupakan konstruksi atas realitas.
Akar
Analisis
Mengapa
berita perlu dianalisis???
Seperti yang telah disinggung di atas bahwa berita adalah
realitas hasil konstruksi yang pada akhirnya realitas yang ada di dunia ini
tidaklah bersifat objektif. Semuanya memiliki subjektifitas dari yang membuat
maupun yang menerima realitas itu, perspektif atau cara pandang dalam realitas
juga mempengaruhi terhadap penilaian sesuatu realitas.
Berikut
alasan mengapa berita perlu dianalisis, sebagaimana dipaparkan Eriyanto yang
diambil dari pendekatan konstruksionis, yakni :
1.
Fakta/peristiwa adalah hasil konstruksi. Bagi kaum konstruksionis,
realitas itu bersifat subjektif. Realitas itu hadir, karena dihadirkan oleh
konsep subjektif wartawan. Disini tidak ada realitas yang objektif, karena
realitas itu tercipta lewat konstruksi dan pandangan tertentu. Realitas bisa
berbeda-beda, tergantung pada bagaimana konsepsi ketika realitas itu dipahami
oleh wartawan yang mempunyai pandangan yang berbeda.
2.
Media adalah agen konstruksi. Kaum konstruksionis memandang media
bukanlah saluran yang bebas, ia juga subjek yang mengkonstruksi realitas,
lengkap dengan pandangan, bias, dan pemihakannya. Disini media dipandang
sebagai agen konstruksi sosial yang mendefiniskan realitas.
3.
Berita bukan refleksi dari realitas. Ia hanya konstruksi dari realitas. Bagi
Kaum konstruksionis berita itu ibaratnya seperti sebuah drama. Ia bukan
menggambarkan realitas, tetapi merupakan potret dari arena pertarungan antara
berbagai pihak yang berita dengan peristiwa.
4.
Berita bersifat subjektif/Konstruksi atas realitas. Kaum konstruksionis
memandang bahwa berita mempunyai sifat subjektif, hal ini dikarenakan berita
adalah hasil konstruksi realitas yang dilakukan oleh wartawan dengan
menggunakan subjektivitasnya.
5.
Wartawan bukan pelapor. Ia agen konstruksi realitas. Kaum konstruksionis
menilai wartawan sebagai aktor/agen konstruksi, dimana pekerjaannya bukan
sebatas melaporkan sebuah fakta, tapi juga turut mengkonstruksi fakta yang
didapatkannya untuk kemudian dijadikan berita.
6.
Etika, pilihan moral, dan keberpihakan wartawan adalah bagian yang integral
dalam produksi berita. Kaum konstruksionis menilai bahwa aspek etika,
moral, dan nilai-nilai tertentu tidak mungkin dihilangkan dari pemberitaan
media. Sisi subjektifitas dan penilaian atas fakta membuat wartawan memiliki
posisi untuk terlibat dalam penuangan unsur moral, etika juga keberpihakan
ketika ia mengkonstruksi realitas.
7.
Nilai, Etika, pilihan moral, dan keberpihakan wartawan adalah bagian yang
integral dalam penelitian. Kaum konstruksionis memandang bahwa peneliti
bukanlah subjek yang bebas nilai, karena itulah etika dan moral serta
keberpihakan peneliti menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari proses
penelitian.
8.
Khalayak mempunyai penafsiran tersendiri atas berita. Kaum
konstruksionis memandang bahwa khalayak bukanlah subjek yang pasif, melainkan
subjek yang aktif dalam menafsirkan apa yang dibaca, ditonton ataupun didengar.
Metode
analisis
Ada
beberapa metode yang digunakan untuk menganalisa berita, yaitu analisis isi
(content analysis), analisis bingkai (frame analysis), analisis wacana
(disccourse analysis), dan analisis semiotik (semiotic analysis). Secara
singkat dapat diuraikan sebagai berikut:
1.
Analisis Isi
Analisis
isi berhubungan dengan isi komunikasi dan dilakukan terhadap keseluruhan pesan
seperti pada kata, kalimat, paragraf, space, waktu dan tempat penulisan dan
sebagainya sehngga dapat diketahui isi pesan secara keseluruhan. Objek analisis
isi adalah isi komunikasi secara gramatikal.
2.
Analisis Framing
Analisis
framing (frame analysis) berusaha untuk menentukan kunci-kunci tema dalam
sebuah teks dan menunjukkan bahwa latar belakang budaya membentuk pemahaman
kita terhadap sebuah peristiwa. Dalam mempelajari media, analisis bingkai
menunjukan bagaimana aspek-aspek struktur dan bahasa berita mempengaruhi
aspek-aspek yang lain dan merupakan dasar struktur kognitif yang memandu
persepsi dan representasi realitas untuk membongkar ideologi di balik penulisan
informasi.
3.
Analisis wacana
Analisis
wacana menekankan pada konstelasi kekuatan yang terjadi pada proses produksi
dan reproduksi makna. Bahasa tidak dipahami sebagai medium netral yang terletak
di luar diri si pembicara. Bahasa dipahami sebagai representasi yang berperan
dalam membentuk subyek tertentu, tema-tema wacana tertentu, maupun
strategi-strategi di dalamnya. Oleh karena itu analisis wacana dipakai untuk
membongkar kuasa yang ada dalam setiap proses bahasa; batasan-batasan apa yang
diperkenankan menjadi wacana, perspektif yang mesti dipakai, topik apa yang
dibicarakan. Wacana melihat bahasa selalu terlibat dalam hubungan kekuasaan.
Karena memakai perspektif kritis, analisis wacana kategori ini disebut juga
dengan analisis wacana kritis.
4.
Analisis semiotik
Merupakan
studi sistematis mengenai produksi dan interpretasi tanda, bagaimana cara
kerjanya dan apa manfaatnya terhdapa kehidupan
Mencari
jati diri Pers Mahasiswa.
Entitas
Pers Mahasiswa berada pada dua posisi yang saling tarik ulur yaitu antara
kebebasan dunia akademik dan kebebasan pers. Penghayatan tentang kebebasan
akademik amat menolong untuk memahami dan mempraktekkan kebebasan pers. Kedua
hal ini mempunyai kesamaan dalam hal pengakuan terhadap kebebasan untuk
mengembangkan dan mengekspresikan ide, pemikiran serta kebertanggungjawaban.
Seperti halnya pers profesional, maka pers mahasiswa mesti mengawal kebebasan
tersebut dengan praktek kebertanggungjawaban. Di sinilah pers mahasiswa
berlatih diri mempraktekkan prinsip objektivitas, menegakkan akurasi,
menerapkan prinsip balance dalam pemberitaan dan tulisan, menjauhi kabar
bohong dan fitnah, Dengan kata lain, pers mahasiswa merupakan lahan yang
kondusif untuk menjiwai etik dan spirit pers yang sesungguhnya.
Sebagai
bagian kecil dari sebuah arus besar dunia pers nasional, bahkan dunia. Pers
mahasiswa memiliki segmen tersendiri dan memiliki peluang lebih di banding pers
umum dengan mengambil segmen plural yang terdapat dalam komunitasnya. Karena
secara spesifik Pers Mahasiswa mempunyai tanggung jawab dalam; pertama, Pers
mahasiswa merupakan media ekspresi tempat mengemukakan pikiran dan pendapat di
kalangan komunitas mahasiswa sebagai bagian dari komunitas akademis. Kedua,
pers mahasiswa juga merupakan lahan penyemaian (breeding ground) bagi
tumbuh kembangnya pelaku pers profesional. Ketiga, pers mahasiswa
menjadi “kawasan penyangga” (buffer zone) kebebasan pers di suatu
masyarakat. Keempat, pers mahasiswa diharapkan oleh masyarakat luas
mencerminkan keunikan dalam isi pesan yang tidak dapat diakses dimana-mana di
tempat lain, tapi hanya ada di pers mahasiswa, karena domisilinya yang khas di
lingkungan universitas. Dengan demikian semoga sedikit pemahaman mengenai
fungsi dan analisis pers diatas diharapkan mampu dijadikan jalan untuk
menentukan arah orientasi paradigmatis untuk membawa gerbong pers mahasiswa
menuju proses pencapaian demokratisasi dan kesejahteraan sesungguhnya.
MAKALAH
INTERNET
(Facebook)
(Diajukan Sebagai Tugas Perkuliahan Komunikasi Massa)
Dosen
Pembimbing: Muhammad Fazil
S.Ag., M.Soc.Sc
Disusun
oleh : Muhammad
Irwan
: Annisa
: Nur Intan Sari Ritonga
: Muhammad Ikram
PROGRAM STUDI
ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU
SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS
MALIKUSSALEH
2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga penyusunan dapat menyelesaikan tugas Makalah ini. Makalah
ini saya susun sebagai tugas dari mata kuliah komunikasi massa dengan judul internet.
Dalam
penulisan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Fazil yang
telah memberikan kesempatan kepada kami. Tak lupa penulis juga mengucapkan
ribuan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini
Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan,
untuk itu penulis berharap kepada semua pihak untuk memberikan kritik dan saran
yang bersifat konstruktif agar menjadikan makalah ini
lebih baik lagi di kemudian hari, dan semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat kepada kita semua.
Amin.
Lhokseumawe, 2
Desember 2014
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar.......................................................................... i
Daftar
isi .................................................................................. ii
Bab I Pendahuluan
1.1. Pendahuluan........................................................................ 1
Bab II PEMBAHASAN
2.1.Definisi
Internet.................................................................... 3
2.2. Sejarah
Facebook................................................................ 3
2.3. Facebook
Sebagai media..................................................... 5
2.3.Dampak
pengaruh Facebook................................................ 5
Bab IV Penutup
4.1. Kesimpulan......................................................................... 8
Daftar Pustaka........................................................................... 9
BAB
I
PENDAHULUAN
Di
zaman globaliasasi yang sedang berkembang sekarang ini sebagai makhluk sosial
setiap manusia memiliki beragam kebutuhan dan keinginan yang ingin terpenuhi
termasuk berinteraksi dengan sesamanya. Keberadaan media komunikasi saat
ini menjadi suatu kebutuhan yang tidak bisa dilepaskan dari manusia. Oleh
sebab itu munculah berbagai sarana komunikasi yang diharapkan mampu mempercepat
proses penyebaran informasi.
Salah
satunya yaitu internet, media ini merupakan bentuk sarana komunikasi yang
paling efektif saat ini didalam mensosialisasikan informasi kepada masyarakat
banyak, selain itu internet juga menjadi salah satu ujung tombak bagi
percepatan penyebaran informasi kepada masyarakat ketika batasan-batasan,
hambatan geografis, iklim/cuaca dan lain-lain tidak menjadi penghalang berarti
bagi tersebarnya informasi tersebut ke khalayak ramai. Keefektifan dan
peranannya yang begitu hebat menjadikan media internet sebagai salah satu
komponen penting bagi pembentukan kepribadian, perilaku dan pengalaman
kesadaran masyarakat.
Oleh karena
itu banyak kelompok masyarakat yang berupaya menjadikan internet sebagai sarana
propaganda ide, cita-cita, nilai dan norma yang mereka ingin ciptakan. Peranan
media internet ini berpengaruh terhadap perubahan social yang di alami
masyarakat, terutama perubahan mentalitas atau struktur masyarakat, pola pikir
dan prilaku masyarakat didalam melakukan interaksinya. Sehingga tidak heran
bila ada suatu komunitas masyarakat yang kurang siap menghadapi perkembangan
tersebut dan mengakibatkan terjadinya krisis nilai dan norma di dalam
masyarakat tersebut. Misalnya saja Facebook , sebagai salah satu jejaring
social yang paling diminati masyarakat karena sistemnya yang mudah di mengerti
ini telah menjadi suatu kebutuhan yang sangat melekat dalam kehidupan manusia,
tidak hanya para remaja bahkan anak kecil dan para orang tua pun tidak luput
dari sasaran. Facebook kini bahkan menjelma menjadi salah satu media massa yang
ampuh dalam berkomunikasi dan bersosialisasi baik secara one way ataupun two way
communication.
BAB
II
PEMBAHASAN
2. 1 Definisi Internet
Secara
harfiah, internet (kependekan dari interconnected-networking) ialah rangkaian
komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian. Internet
merupakan jaringan komputer yang dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika
Serikat pada tahun 1969, melalui proyek ARPA yang disebut ARPANET (Advanced Research Project Agency Network),
di mana mereka mendemonstrasikan bagaimana dengan hardware dan software
komputer yang berbasis UNIX, kita bisa melakukan komunikasi dalam jarak yang
tidak terhingga melalui saluran telepon.
Proyek
ARPANET merancang bentuk jaringan, kehandalan, seberapa besar informasi dapat
dipindahkan, dan akhirnya semua standar yang mereka tentukan menjadi cikal
bakal pembangunan protokol baru yang sekarang dikenal sebagai TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet
Protocol). Tujuan awal dibangunnya proyek itu adalah untuk keperluan
militer. Pada saat itu Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US Department of Defense) membuat sistem
jaringan komputer yang tersebar dengan menghubungkan komputer di daerah-daerah
vital untuk mengatasi masalah bila terjadi serangan nuklir dan untuk
menghindari terjadinya informasi terpusat, yang apabila terjadi perang dapat
mudah dihancurkan.
2. 2 Sejarah Facebook
Mark Zuckerbeg ialah sosok seorang pemuda yang merupakan pendiri
jejaring sosial yaitu Facebook. Pada awalnya Mark Zuckerberg mengenal pemrograman dari kelas enam, ia awal
mengenal pemrograman dari sebuah buku yang berjudul "C++ for
Dummies". Buku tersebut dijadikan panduan oleh Mark Zuckerbeg untuk awal mulainya ia mengenal dengan dunia
pemrograman.
Ketika
menjadi mahasiswa di Universitas Harvard, Mark Zukerberg pernah membuat situs facemash.com pada
tanggal 28 Oktober 2003. Secara ilegal ia mengambil foto teman sekelas di
Harvard dan menampilkannya di situs miliknya berdampingan dengan foto binatang.
Mark Zukerberg juga pernah
melakukan peretasan jaringan komputer Harvard untuk mencuri data pribadi
penghuni asrama di Harvard yang kemudian di publish ke situsnya. Karena hal ini
membuat situs facemash mendadak terkenal. Setelah itu, Zuckerberg dihukum
karena telah menembus keamanan jaringan komputer Harvard, melanggar hak cipta,
dan melanggar privasi individu, dan terancam di drop-out. Namun, akhirnya
hukuman tersebut dibatalkan oleh pihak kampus.
Dengan
munculnya kasus ini Mark Zuckerberg diajak bergabung dengan 3 orang mahasiswa di
Harvard University yaitu Cameron Winklevoss , Divya Narendra dan Tyler
Winklevoss. Mereka mengerjakan proyek yang mereka idamkan yakni situs sosial
khusus untuk mahasiswa Harvard, namun secara perlahan dan tidak diketahui oleh
ketiga temannya ternyata Mark
Zuckerberg sedang mengembangkan situs pribadinya. Mark
Zuckerberg sering berhubungan secara intensif dengan Aaron J. Greenspan
yang sebelumnya membuat situs sosial dilingkungan Harvard, tapi akhirnya oleh
pihak kampus menutup situsnya karena pelanggaran privasi.
Pada awal
tahun 2004, Mark
Zuckerberg mulai mengerjakan situs yang benar-benar akan menjadi
Facebook yang kita kenal sekarang, ia terinspirasi oleh sebuah artikel di The
Harvard Crimson. Mark mulai bekerja pada proyek barunya setelah dia kembali ke
sekolah pada bulan Januari, Kemudian Mark
Zuckerberg meluncurkan "The Facebook" situs beta
thefacebook.com pada 4 Februari 2004.The Facebook awalnya diluncurkan sebagai
semacam buku tahunan online untuk para staf dan mahasiswa dari Harvard. Awalnya
dia membuat situs tersebut dikamarnya sebagai sebuah tugas kuliah. Proyek
situsnya dibangun di sebuah asrama di Harvard. Dalam mengembangkan situs ini Mark Zuckerberg, dibantu oleh teman
sekamarnya dan sesama kuliah di Universitas Harvard, temannya yakni Dustin
Moskovitz, Eduardo Saverin, Chris Hughes dan Andrew McCollum.
Dalam satu
hari, lebih dari dua belas ratus mahasiswa telah mendaftar ke situs milik Mark,
pada akhir bulan pertama lebih dari setengah dari semua mahasiswa belajar di
Harvard telah membuat halaman sendiri di situsnya.Mark Zuckerberg menjadi pusat perhatian setelah Mark menolak
tawaran dari Yahoo untuk membeli Facebook senilai $ 1 miliar. Mark Zuckerberg lebih memilih
penawaran dari Microsoft dengan nilai kontrak $ 240 juta dolar. Microsoft
memberikan 1,6% saham di Facebook yang akhirnya meningkatkan penilaian menjadi
$ 15 milyar.
2. 3
Facebook sebagai Media
Di
Australia, laporan dan catatan dalam sidang sebuah kasus di pengadilan dapat
disampaikan melalui Facebook serta perintah pengadilan pun dapat disampaikan
melalui Facebook dan dianggap sah secara hukum. Para ahli psikologi menemukan
satu penyakit kecanduan terbaru, yang dinamai “Facebook Addiction Disorder” (Penyakit Kecanduan Facebook). Para gadis,
terutama remaja
dan di usia 20-an, bisa terbawa pada
kekhawatiran (anxiety) yang
berlebihan dan depresi berat karena berbicara terlalu banyak melalui Facebook.
Kondisi ini disebut “co-rumination”, yaitu membicarakan hal yang sama secara
berulang-ulang hingga terbawa pada
obsesi yang tidak sehat. Lebih dari 35 juta pengguna Facebook meng-update
statusnya setiap hari.
2.4 Dampak Pengaruh Facebook
Penggunaaan
situs facebook yang ditawarkan oleh internet ternyata membawa kecanduaan kepad
para remaja atau penduduk Indonesia. Kehadiran facebook ternyata tidak
selamanya mendatangkan kepraktisan dalam berkomunkasi, facebook jega
menimbulkan beberapa dampak yang berpengaruh pada prilaku yang kecanduan
facebook. Adapun dampak facebook sebagai berikut:
1. Rasa
autis membayangi diri
Autis adalah istilah kecanduan pada individu
yang sudah berlebihan mengkomsumsi facebook. Individu yang seperti ini tak bisa
jika tidak update selalu tentang facebook baik itu dimanapun dan kapan pun.
Individu yang sudah autis terhadap facebook dalam bersosialisai sekalipun dia
akan tetap tidak bisa sejenak meningkalkan update facebook.
2. Minimnya
sosialisasi terhadap lingkungan
Individu yang sudah autis terhadap
facebook pengaruhnya tidak akan perduli dengan keadaan sekitar dan inilah yang
menyebabkan individu tersebut tanpa sadar sosialisasinya dengan orang sekitar
berkurang. Dan komunikasi dengan orang
sekitarna juga terbengkalai karena terlalu berlebihan dalam penggunaan
facebook. Saking asiknya berkomunikasi dan hanyut dalam dunia maya membuat
individu kurang bersosialisa dengan sesamanya.
3. Boros
Sangat jelas mengakses internet untuk
membuka situs facebook membutuhkan biaya yang terkadang tidak sedikit, biaya
yang dikelurakan bisa perhari, perminggu, perbulan bahkan pertahun dan hal ini
mengeluarkan biaya tidak sedikit khususnya bagi remaja.
4. Menggangu
kesehatan
Terlalu banyak nongkrong di depan
monitor tanpa melakukan kegiatan apa pun, tidak pernah olah raga sangat
beresiko bagi kesehatan. Penyakit akan mudah datang. Telat makan dan tidur
tidak teratur. Obesitas (kegemukan), penyakit lambung (pencernaan), dan
penyakit mata adalah gangguan kesehatan yang paling mungkin terjadi.
5. Waktu
belajar berkurang
Ini cukup jelas, remaja lebih banyak
menghabiskan waktunya hanya untuk mengakses internet baik didepan monitor atau
layar handpone dan lainnya menghabiskan waktu dan melupakan tugas untuk
belajar, akibatnya remaja lebih memilih untuk tetap stay on di depan monitor
ketimbang harus belajar.
6. Kurang
perhatian
Yang satu ini memang cukup beralasan
untuk terus mengakses facebook didepan monitor, tak ada yang memberikan
perhatian terkhusus perhatian dari orang tua yang kurang membuat para remaja
memilih asik diii depan monitior dari pada harus melakukan aktivitas lainya.
7. Tersebarnya
data pribadi
Autis terhadap facebook itu berarti
bersedia menyebarluaskan data pribadi penggunanya. Akibatnya, banyak dari
pengguna facebook saling hacker data para pengguna facebook.`
BAB
III
PENUTUP
Internet
merupakan kependekan dari interconnection networking. Secara harfiah
internet adalah sistem global dari seluruh jaringan komputer yang saling
terhubung menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP/IP) untuk melayani
miliaran pengguna di seluruh dunia. Internet awal mulanya yaitu sesuatu proyek
yang diciptakan untuk keperluan pribadi sesuatu negara. tetapi sekarang ini
telah jadi halayak umum. Sejalan dengan perkembangan zaman, fungsi internet pun
semakin luas seiring dengan berkembangnya media-media baru seperti facebook dulu Keluarga di rumah adalah nomor satu.
Slogan tersebut tidak lagi berlaku bagi para pecandu internet. Buat mereka
temen temen di facebook adalah nomor satu. Tidak jarang perhatian mereka
terhadap keluarga menjadi berkurang.
Dengan hadirnya Facebook Mudah sekali bagi para pecandu internet
atau facebookers menemukan sesuatu yang berbau porno dan sex. Karena kedua hal
itu yang paling banyak dicari di internet dan juga paling mudah ditemukan. nah,
inilah fakta tidak dewasanya pengguna intenetIndonesia. Di facebook akan sangat
mudah menemukan grup sex, grup tante kesepian, grup cewek bispak dsb.
Dengan hadirnya internet di masyarakat, segala aspek kehidupan
akan ikut berpengaruh dari internet baik itu berdampak positif maupun negatif.
Begitu pun oleh beberapa Negara ingin dan berusaha untuk menguasai dunia
melalui internet dengan melalui beberapa terobosan – terobosan.
DAFTAR PUSTAKA
- Amir,Yasraf.2004.dunia yang berlari mencari tuhan-tuhan digital.Jakarta.penerbit grasindo
- http://www.aalil.com/pengertian-internet.html
- http://id.wikipedia.org/wiki/Internet
- http://qotrinnidaaz.blogspot.com/2009/11/dampak-positif-dan-negatif-internet.html
- http://www.beritateknologi.com/tentang/internet/
ii
MUHAMMAD IRWAN
Desainer Grafis, Traveller dan Blogger
- ANALISIS REALITAS MEDIA MASSA
- KONFLIK KEKUASAAN POLITIK
- Menyusuri Jejak teungku Chik Di Tiro
- Tapak Tilas Gunung Seulawah Agam part 2
- AIR TERJUN TERSEMBUNYI DI BALIK HUTAN BIREUN (AIR TERJUN SIMPANG MAMPLAM)
- mencari Jejak Sosok Pahlawan Cut Nyak Dhien yang di Asingkan ke Sumedang oleh Belanda
- E-book Gratis
- GALLERI
- Terimaksih Bidikmisi untuk Sarjanaku
- TAPAS TILAS GUNUNG SEULAWAH AGAM PART 1