Press enter to see results or esc to cancel.


ANALISIS REALITAS MEDIA MASSA
Dunia ini dengan segala isi dan peristiwanya tidak bisa melepaskan diri dari kaitannya dengan media massa, demikian juga sebaliknya. Hubungan antara keduanya sangatlah erat sehingga menjadi saling bergantung dan saling membutuhkan. Segala isi dan peristiwa yang ada di dunia menjadi sumber informasi bagi media massa. Selain menjadi sarana dan prasarana komunikasi, media massa juga mempunyai tugas dan kewajiban untuk mengakomodasi segala jenis isi dan peristiwa di dunia ini melalui pemberitaan atau publikasinya dalam aneka wujud. Institusi media memproduksi dan menyebarkan informasi yang berupa produk budaya atau pesan yang mencerminkan budaya dalam masyarakat kepada publik secara luas agar produk atau pesan tersebut dapat digunakan dan dikonsumsi oleh publik. Dengan demikian keberadaan media massa sebagai sistem tersendiri tidak bisa dilepaskan dari sistem kemasyarakatan yang lebih luas (politik, ekonomi, Sosial dan budaya).
Media massa adalah sesuatu yang dapat digunakan oleh segala bentuk komunikasi, baik komunikasi personal maupun komunikasi kelompok dan komunikasi massa (Atang Syamsuddin). Secara universal tujuannya adalah: 1).Informasi; 2).Hiburan; 3).Pendidikan; 4).Propaganda/pengaruh; dan 5).Pertanggngjawaban sosial. Sesuai perkembangannya media massa berwujud dalam media cetak (Koran, majalah, bulletin) dan media elektronik (TV, radio dan internet). Dari berbagai macam media massa tersebut mempunyai ciri khas masing-masing baik dalam isi dan pengemasan beritanya, maupun dalam tampilan serta tujuan dasarnya. Perbedaan ini di latarbelakangi oleh kepentingan yang berbeda dari masing-masing media massa. Ada yang bermotif politik, ekonomi, agama dan sebagainya. Seperti yang dikatakan oleh Bambang Harimukti bahwa media masa merupakan kumpulan banyak organisasi dan manusia dengan segala kepentingannya yang beragam, bahkan termasuk yang saling bertentangan.
Kepentingan yang beragam pada media massa adalah hal yang tidak bisa dipungkiri. Ada media massa yang memiliki kepentingan politik, karena ia didanai oleh kekuatan politik tertentu, dan media massa juga ada yang bermotifkan ekonomi, dimana keuntungan secara materil adalah satu-satunya target dari media tersebut. Ada juga media yang bermotifkan pendidikan karena ingin memberikan pengetahuan. Begitupun yang bermotifkan agama, dimana media massa didirikan oleh kelompok agama tertentu untuk menyampaikan ajaran agamanya. Kepentingan dari media massa tersebut dapat mempengaruhi berita yang disampaikan. Dari sinilah muncul sebuah anggapan bahwa fakta yang disampaikan bukanlah fakta yang objektif, melainkan fakta yang telah dikontruksi oleh media atau penulisnya/wartawan dengan latar belakang kepentingan tertentu. Dalam pandangan kaum konstruksionis, berita yang kita baca pada dasarnya adalah hasil dari konstruksi kerja jurnalistik, bukan kaidah baku jurnalistik. Semua proses kontruksi (mulai dari memilih fakta, sumber, pemakaian kata, gambar, sampai penyuntingan) memberi andil bagaimana realitas tersebut hadir dihadapan khalayak (Eriyanto, 2002).
Kalau menengok sejarah media massa di nusantara ini tentu juga tidak bisa melepaskan diri dari reformasi 98 yang selanjutnya menandai babak baru era reformasi sampai sekarang ini. Termasuk reformasi media massa yang sebelumnya pemerintah mempunyai peran kontrol dominan telah bergeser menjadi era keterbukaan yang sangat memberikan peluang kepada masyarakat untuk menjadi pengontrolnya. Sejauh mana media memberikan pesan perlu dianalisis lebih lanjut. Masyarakat sebagai sasaran pembaca, pendengar dan penonton media massa hendaknya mempunyai pisau analisa agar media menjadi jalan pencerdasan bukan sebaliknya yaitu jalan pembodohan dan penelikungan.

Perspektif Media Massa
Seiring muncul dan berkembangnya analisis terhadap media masaa, maka muncul berbagai pendekatan yang mencoba digunakan, yakni:
Pendekatan pluralis. Dalam pendekatan pluralis, berita adalah cermin dan refleksi dari kenyataan. Oleh karena itu, berita heruslah sama dan sebangun dengan fakta yang hendak diliput. Sedangkan posisi media sendiri merupakan sarana yang bebas dan netral tempat semua kelompok masyarakat saling berdiskusi yang tidak dominan. Senada dengan pendekatan ini adalah pendekatan positivis. Menurut pendekatan ini media merupakan saluran pesan. Ada fakta riil yang diatur oleh kaidah-kaidah tertentu yang berlaku universal. Berita adalah cermin dan refleksi dari kenyataan, karena itu, berita haruslah sama dan sebangun dengan fakta yang hendak diliput
Bertolak dari pendekatan tersebut adalah pendekatan kritis. Menurut pendekatan ini berita tidak mungkin merupakan cermin dan refleksi dari realitas, karena berita yang terbentuk hanya cermin dari kepentingan kekuatan dominan. Sedangkan media sesungguhnya bukan milik publik, tetapi dikuasai oleh kelompok dominan dan menjadi sarana untuk memojokan kelompok lain, sehingga sulit untuk berdiri secara netral dan independent. Pendekatan selanjutnya adalah pendekatan konstruksionis. Menurut konstruksionis, media merupakan agen konstruksi pesan. Fakta yang ada dalam media tiada lain merupakan konstruksi atas realitas. Kebenaran suatu fakta bersifat relatif, berlaku sesuai konteks tertentu. Berita tidak mungkin merupakan cermin dan refleksi dari realitas. Karena berita yang terbentuk merupakan konstruksi atas realitas.

Akar Analisis
Mengapa berita perlu dianalisis???
Seperti yang telah disinggung di atas bahwa berita adalah realitas hasil konstruksi yang pada akhirnya realitas yang ada di dunia ini tidaklah bersifat objektif. Semuanya memiliki subjektifitas dari yang membuat maupun yang menerima realitas itu, perspektif atau cara pandang dalam realitas juga mempengaruhi terhadap penilaian sesuatu realitas.
Berikut alasan mengapa berita perlu dianalisis, sebagaimana dipaparkan Eriyanto yang diambil dari pendekatan konstruksionis, yakni :
1. Fakta/peristiwa adalah hasil konstruksi. Bagi kaum konstruksionis, realitas itu bersifat subjektif. Realitas itu hadir, karena dihadirkan oleh konsep subjektif wartawan. Disini tidak ada realitas yang objektif, karena realitas itu tercipta lewat konstruksi dan pandangan tertentu. Realitas bisa berbeda-beda, tergantung pada bagaimana konsepsi ketika realitas itu dipahami oleh wartawan yang mempunyai pandangan yang berbeda.
2. Media adalah agen konstruksi. Kaum konstruksionis memandang media bukanlah saluran yang bebas, ia juga subjek yang mengkonstruksi realitas, lengkap dengan pandangan, bias, dan pemihakannya. Disini media dipandang sebagai agen konstruksi sosial yang mendefiniskan realitas.
3. Berita bukan refleksi dari realitas. Ia hanya konstruksi dari realitas. Bagi Kaum konstruksionis berita itu ibaratnya seperti sebuah drama. Ia bukan menggambarkan realitas, tetapi merupakan potret dari arena pertarungan antara berbagai pihak yang berita dengan peristiwa.
4. Berita bersifat subjektif/Konstruksi atas realitas. Kaum konstruksionis memandang bahwa berita mempunyai sifat subjektif, hal ini dikarenakan berita adalah hasil konstruksi realitas yang dilakukan oleh wartawan dengan menggunakan subjektivitasnya.
5. Wartawan bukan pelapor. Ia agen konstruksi realitas. Kaum konstruksionis menilai wartawan sebagai aktor/agen konstruksi, dimana pekerjaannya bukan sebatas melaporkan sebuah fakta, tapi juga turut mengkonstruksi fakta yang didapatkannya untuk kemudian dijadikan berita.
6. Etika, pilihan moral, dan keberpihakan wartawan adalah bagian yang integral dalam produksi berita. Kaum konstruksionis menilai bahwa aspek etika, moral, dan nilai-nilai tertentu tidak mungkin dihilangkan dari pemberitaan media. Sisi subjektifitas dan penilaian atas fakta membuat wartawan memiliki posisi untuk terlibat dalam penuangan unsur moral, etika juga keberpihakan ketika ia mengkonstruksi realitas.
7. Nilai, Etika, pilihan moral, dan keberpihakan wartawan adalah bagian yang integral dalam penelitian. Kaum konstruksionis memandang bahwa peneliti bukanlah subjek yang bebas nilai, karena itulah etika dan moral serta keberpihakan peneliti menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari proses penelitian.
8. Khalayak mempunyai penafsiran tersendiri atas berita. Kaum konstruksionis memandang bahwa khalayak bukanlah subjek yang pasif, melainkan subjek yang aktif dalam menafsirkan apa yang dibaca, ditonton ataupun didengar.

Metode analisis
Ada beberapa metode yang digunakan untuk menganalisa berita, yaitu analisis isi (content analysis), analisis bingkai (frame analysis), analisis wacana (disccourse analysis), dan analisis semiotik (semiotic analysis). Secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Analisis Isi
Analisis isi berhubungan dengan isi komunikasi dan dilakukan terhadap keseluruhan pesan seperti pada kata, kalimat, paragraf, space, waktu dan tempat penulisan dan sebagainya sehngga dapat diketahui isi pesan secara keseluruhan. Objek analisis isi adalah isi komunikasi secara gramatikal.
2. Analisis Framing
Analisis framing (frame analysis) berusaha untuk menentukan kunci-kunci tema dalam sebuah teks dan menunjukkan bahwa latar belakang budaya membentuk pemahaman kita terhadap sebuah peristiwa. Dalam mempelajari media, analisis bingkai menunjukan bagaimana aspek-aspek struktur dan bahasa berita mempengaruhi aspek-aspek yang lain dan merupakan dasar struktur kognitif yang memandu persepsi dan representasi realitas untuk membongkar ideologi di balik penulisan informasi.
3. Analisis wacana
Analisis wacana menekankan pada konstelasi kekuatan yang terjadi pada proses produksi dan reproduksi makna. Bahasa tidak dipahami sebagai medium netral yang terletak di luar diri si pembicara. Bahasa dipahami sebagai representasi yang berperan dalam membentuk subyek tertentu, tema-tema wacana tertentu, maupun strategi-strategi di dalamnya. Oleh karena itu analisis wacana dipakai untuk membongkar kuasa yang ada dalam setiap proses bahasa; batasan-batasan apa yang diperkenankan menjadi wacana, perspektif yang mesti dipakai, topik apa yang dibicarakan. Wacana melihat bahasa selalu terlibat dalam hubungan kekuasaan. Karena memakai perspektif kritis, analisis wacana kategori ini disebut juga dengan analisis wacana kritis.
4. Analisis semiotik
Merupakan studi sistematis mengenai produksi dan interpretasi tanda, bagaimana cara kerjanya dan apa manfaatnya terhdapa kehidupan

Mencari jati diri Pers Mahasiswa.

Entitas Pers Mahasiswa berada pada dua posisi yang saling tarik ulur yaitu antara kebebasan dunia akademik dan kebebasan pers. Penghayatan tentang kebebasan akademik amat menolong untuk memahami dan mempraktekkan kebebasan pers. Kedua hal ini mempunyai kesamaan dalam hal pengakuan terhadap kebebasan untuk mengembangkan dan mengekspresikan ide, pemikiran serta kebertanggungjawaban. Seperti halnya pers profesional, maka pers mahasiswa mesti mengawal kebebasan tersebut dengan praktek kebertanggungjawaban. Di sinilah pers mahasiswa berlatih diri mempraktekkan prinsip objektivitas, menegakkan akurasi, menerapkan prinsip balance dalam pemberitaan dan tulisan, menjauhi kabar bohong dan fitnah, Dengan kata lain, pers mahasiswa merupakan lahan yang kondusif untuk menjiwai etik dan spirit pers yang sesungguhnya.
Sebagai bagian kecil dari sebuah arus besar dunia pers nasional, bahkan dunia. Pers mahasiswa memiliki segmen tersendiri dan memiliki peluang lebih di banding pers umum dengan mengambil segmen plural yang terdapat dalam komunitasnya. Karena secara spesifik Pers Mahasiswa mempunyai tanggung jawab dalam; pertama, Pers mahasiswa merupakan media ekspresi tempat mengemukakan pikiran dan pendapat di kalangan komunitas mahasiswa sebagai bagian dari komunitas akademis. Kedua, pers mahasiswa juga merupakan lahan penyemaian (breeding ground) bagi tumbuh kembangnya pelaku pers profesional. Ketiga, pers mahasiswa menjadi “kawasan penyangga” (buffer zone) kebebasan pers di suatu masyarakat. Keempat, pers mahasiswa diharapkan oleh masyarakat luas mencerminkan keunikan dalam isi pesan yang tidak dapat diakses dimana-mana di tempat lain, tapi hanya ada di pers mahasiswa, karena domisilinya yang khas di lingkungan universitas. Dengan demikian semoga sedikit pemahaman mengenai fungsi dan analisis pers diatas diharapkan mampu dijadikan jalan untuk menentukan arah orientasi paradigmatis untuk membawa gerbong pers mahasiswa menuju proses pencapaian demokratisasi dan kesejahteraan sesungguhnya.



MAKALAH
INTERNET (Facebook)
(Diajukan Sebagai Tugas Perkuliahan Komunikasi Massa)
Dosen Pembimbing: Muhammad Fazil S.Ag., M.Soc.Sc






Disusun oleh        : Muhammad Irwan
        : Annisa
                                 : Nur Intan Sari Ritonga
                         : Muhammad Ikram




PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

2014/2015


KATA PENGANTAR


Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan dapat menyelesaikan tugas Makalah ini. Makalah ini saya susun sebagai tugas dari mata kuliah komunikasi massa dengan judul internet.

Dalam penulisan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Fazil yang telah memberikan kesempatan kepada kami. Tak lupa penulis juga mengucapkan ribuan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis berharap kepada semua pihak untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat konstruktif  agar menjadikan makalah ini lebih baik lagi di kemudian hari, dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.
Amin.








Lhokseumawe, 2 Desember 2014





Penyusun

















i


DAFTAR  ISI

Kata Pengantar.......................................................................... i
Daftar isi .................................................................................. ii

Bab I Pendahuluan
1.1. Pendahuluan........................................................................ 1


Bab II PEMBAHASAN
2.1.Definisi Internet.................................................................... 3
2.2. Sejarah Facebook................................................................ 3
2.3. Facebook Sebagai media..................................................... 5
2.3.Dampak pengaruh Facebook................................................ 5
 


Bab IV Penutup
4.1. Kesimpulan......................................................................... 8
Daftar Pustaka........................................................................... 9
         




BAB I
PENDAHULUAN

Di zaman globaliasasi yang sedang berkembang sekarang ini sebagai makhluk sosial setiap manusia memiliki beragam kebutuhan dan keinginan yang ingin terpenuhi termasuk berinteraksi dengan sesamanya. Keberadaan media komunikasi saat ini menjadi suatu kebutuhan yang tidak  bisa dilepaskan dari manusia. Oleh sebab itu munculah berbagai sarana komunikasi yang diharapkan mampu mempercepat proses penyebaran informasi.
Salah satunya yaitu internet, media ini merupakan bentuk sarana komunikasi yang paling efektif saat ini didalam mensosialisasikan informasi kepada masyarakat banyak, selain itu internet juga menjadi salah satu ujung tombak bagi percepatan penyebaran informasi kepada masyarakat ketika batasan-batasan, hambatan geografis, iklim/cuaca dan lain-lain tidak menjadi penghalang berarti bagi tersebarnya informasi tersebut ke khalayak ramai. Keefektifan dan peranannya yang begitu hebat menjadikan media internet sebagai salah satu komponen penting bagi pembentukan kepribadian, perilaku dan  pengalaman kesadaran masyarakat.
Oleh karena itu banyak kelompok masyarakat yang berupaya menjadikan internet sebagai sarana propaganda ide, cita-cita, nilai dan norma yang mereka ingin ciptakan. Peranan media internet ini berpengaruh terhadap  perubahan social yang di alami masyarakat, terutama perubahan mentalitas atau struktur masyarakat, pola pikir dan prilaku masyarakat didalam melakukan interaksinya. Sehingga tidak heran bila ada suatu komunitas masyarakat yang kurang siap menghadapi perkembangan tersebut dan mengakibatkan terjadinya krisis nilai dan norma di dalam masyarakat tersebut. Misalnya saja Facebook , sebagai salah satu jejaring social yang paling diminati masyarakat karena sistemnya yang mudah di mengerti ini telah menjadi suatu kebutuhan yang sangat melekat dalam kehidupan manusia, tidak hanya para remaja bahkan anak kecil dan para orang tua pun tidak luput dari sasaran. Facebook kini bahkan menjelma menjadi salah satu media massa yang ampuh dalam berkomunikasi dan bersosialisasi baik secara one way ataupun two way communication.





























BAB II
PEMBAHASAN

2. 1     Definisi Internet
Secara harfiah, internet (kependekan dari interconnected-networking) ialah rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian. Internet merupakan jaringan komputer yang dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969, melalui proyek ARPA yang disebut ARPANET (Advanced Research Project Agency Network), di mana mereka mendemonstrasikan bagaimana dengan hardware dan software komputer yang berbasis UNIX, kita bisa melakukan komunikasi dalam jarak yang tidak terhingga melalui saluran telepon.
Proyek ARPANET merancang bentuk jaringan, kehandalan, seberapa besar informasi dapat dipindahkan, dan akhirnya semua standar yang mereka tentukan menjadi cikal bakal pembangunan protokol baru yang sekarang dikenal sebagai TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol). Tujuan awal dibangunnya proyek itu adalah untuk keperluan militer. Pada saat itu Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US Department of Defense) membuat sistem jaringan komputer yang tersebar dengan menghubungkan komputer di daerah-daerah vital untuk mengatasi masalah bila terjadi serangan nuklir dan untuk menghindari terjadinya informasi terpusat, yang apabila terjadi perang dapat mudah dihancurkan.

2. 2     Sejarah Facebook
Mark Zuckerbeg ialah sosok seorang pemuda yang merupakan pendiri jejaring sosial yaitu Facebook. Pada awalnya Mark Zuckerberg mengenal pemrograman dari kelas enam, ia awal mengenal pemrograman dari sebuah buku yang berjudul "C++ for Dummies". Buku tersebut dijadikan panduan oleh Mark Zuckerbeg untuk awal mulainya ia mengenal dengan dunia pemrograman.
Ketika menjadi mahasiswa di Universitas Harvard, Mark Zukerberg pernah membuat situs facemash.com pada tanggal 28 Oktober 2003. Secara ilegal ia mengambil foto teman sekelas di Harvard dan menampilkannya di situs miliknya berdampingan dengan foto binatang. Mark Zukerberg juga pernah melakukan peretasan jaringan komputer Harvard untuk  mencuri data pribadi penghuni asrama di Harvard yang kemudian di publish ke situsnya. Karena hal ini membuat situs facemash mendadak terkenal. Setelah itu, Zuckerberg dihukum karena telah menembus keamanan jaringan komputer Harvard, melanggar hak cipta, dan melanggar privasi individu, dan terancam di drop-out. Namun, akhirnya hukuman tersebut dibatalkan oleh pihak kampus.
Dengan munculnya kasus ini Mark Zuckerberg diajak bergabung dengan 3 orang mahasiswa di Harvard University yaitu Cameron Winklevoss , Divya Narendra dan Tyler Winklevoss. Mereka mengerjakan proyek yang mereka idamkan yakni situs sosial khusus untuk mahasiswa Harvard, namun secara perlahan dan tidak diketahui oleh ketiga temannya ternyata Mark Zuckerberg sedang mengembangkan situs pribadinya. Mark Zuckerberg sering berhubungan secara intensif dengan Aaron J. Greenspan yang sebelumnya membuat situs sosial dilingkungan Harvard, tapi akhirnya oleh pihak kampus menutup situsnya karena pelanggaran privasi.
Pada awal tahun 2004, Mark Zuckerberg mulai mengerjakan situs yang benar-benar akan menjadi Facebook yang kita kenal sekarang, ia terinspirasi oleh sebuah artikel di The Harvard Crimson. Mark mulai bekerja pada proyek barunya setelah dia kembali ke sekolah pada bulan Januari, Kemudian Mark Zuckerberg meluncurkan "The Facebook" situs beta thefacebook.com pada 4 Februari 2004.The Facebook awalnya diluncurkan sebagai semacam buku tahunan online untuk para staf dan mahasiswa dari Harvard. Awalnya dia membuat situs tersebut dikamarnya sebagai sebuah tugas kuliah. Proyek situsnya dibangun di sebuah asrama di Harvard. Dalam mengembangkan situs ini Mark Zuckerberg, dibantu oleh teman sekamarnya dan sesama kuliah di Universitas Harvard, temannya yakni Dustin Moskovitz, Eduardo Saverin, Chris Hughes dan Andrew McCollum.
Dalam satu hari, lebih dari dua belas ratus mahasiswa telah mendaftar ke situs milik Mark, pada akhir bulan pertama lebih dari setengah dari semua mahasiswa belajar di Harvard telah membuat halaman sendiri di situsnya.Mark Zuckerberg menjadi pusat perhatian setelah Mark menolak tawaran dari Yahoo untuk membeli Facebook senilai $ 1 miliar. Mark Zuckerberg lebih memilih penawaran dari Microsoft dengan nilai kontrak $ 240 juta dolar. Microsoft memberikan 1,6% saham di Facebook yang akhirnya meningkatkan penilaian menjadi $ 15 milyar.

2. 3     Facebook sebagai Media
Di Australia, laporan dan catatan dalam sidang sebuah kasus di pengadilan dapat disampaikan melalui Facebook serta perintah pengadilan pun dapat disampaikan melalui Facebook dan dianggap sah secara hukum. Para ahli psikologi menemukan satu penyakit kecanduan terbaru, yang dinamai “Facebook Addiction Disorder” (Penyakit Kecanduan Facebook). Para gadis, terutama remaja dan di usia 20-an, bisa terbawa pada kekhawatiran (anxiety) yang berlebihan dan depresi berat karena berbicara terlalu banyak melalui Facebook. Kondisi ini disebut “co-rumination”, yaitu membicarakan hal yang sama secara berulang-ulang hingga terbawa pada obsesi yang tidak sehat. Lebih dari 35 juta pengguna Facebook meng-update statusnya setiap hari.

2.4 Dampak Pengaruh Facebook
Penggunaaan situs facebook yang ditawarkan oleh internet ternyata membawa kecanduaan kepad para remaja atau penduduk Indonesia. Kehadiran facebook ternyata tidak selamanya mendatangkan kepraktisan dalam berkomunkasi, facebook jega menimbulkan beberapa dampak yang berpengaruh pada prilaku yang kecanduan facebook. Adapun dampak facebook sebagai berikut:
1.      Rasa autis membayangi diri
Autis adalah istilah kecanduan pada individu yang sudah berlebihan mengkomsumsi facebook. Individu yang seperti ini tak bisa jika tidak update selalu tentang facebook baik itu dimanapun dan kapan pun. Individu yang sudah autis terhadap facebook dalam bersosialisai sekalipun dia akan tetap tidak bisa sejenak meningkalkan update facebook.

2.      Minimnya sosialisasi terhadap lingkungan
Individu yang sudah autis terhadap facebook pengaruhnya tidak akan perduli dengan keadaan sekitar dan inilah yang menyebabkan individu tersebut tanpa sadar sosialisasinya dengan orang sekitar berkurang. Dan komunikasi dengan  orang sekitarna juga terbengkalai karena terlalu berlebihan dalam penggunaan facebook. Saking asiknya berkomunikasi dan hanyut dalam dunia maya membuat individu kurang bersosialisa dengan sesamanya.

3.      Boros
Sangat jelas mengakses internet untuk membuka situs facebook membutuhkan biaya yang terkadang tidak sedikit, biaya yang dikelurakan bisa perhari, perminggu, perbulan bahkan pertahun dan hal ini mengeluarkan biaya tidak sedikit khususnya bagi remaja.

4.      Menggangu kesehatan
Terlalu banyak nongkrong di depan monitor tanpa melakukan kegiatan apa pun, tidak pernah olah raga sangat beresiko bagi kesehatan. Penyakit akan mudah datang. Telat makan dan tidur tidak teratur. Obesitas (kegemukan), penyakit lambung (pencernaan), dan penyakit mata adalah gangguan kesehatan yang paling mungkin terjadi.

5.      Waktu belajar berkurang
Ini cukup jelas, remaja lebih banyak menghabiskan waktunya hanya untuk mengakses internet baik didepan monitor atau layar handpone dan lainnya menghabiskan waktu dan melupakan tugas untuk belajar, akibatnya remaja lebih memilih untuk tetap stay on di depan monitor ketimbang harus belajar.
6.      Kurang perhatian
Yang satu ini memang cukup beralasan untuk terus mengakses facebook didepan monitor, tak ada yang memberikan perhatian terkhusus perhatian dari orang tua yang kurang membuat para remaja memilih asik diii depan monitior dari pada harus melakukan aktivitas lainya.

7.      Tersebarnya data pribadi
Autis terhadap facebook itu berarti bersedia menyebarluaskan data pribadi penggunanya. Akibatnya, banyak dari pengguna facebook saling hacker data para pengguna facebook.`
























BAB III
PENUTUP

Internet merupakan kependekan dari interconnection networking. Secara harfiah internet adalah sistem global dari seluruh jaringan komputer yang saling terhubung menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP/IP) untuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia. Internet awal mulanya yaitu sesuatu proyek yang diciptakan untuk keperluan pribadi sesuatu negara. tetapi sekarang ini telah jadi halayak umum. Sejalan dengan perkembangan zaman, fungsi internet pun semakin luas seiring dengan berkembangnya media-media baru  seperti facebook  dulu Keluarga di rumah adalah nomor satu. Slogan tersebut tidak lagi berlaku bagi para pecandu internet. Buat mereka temen temen di facebook adalah nomor satu. Tidak jarang perhatian mereka terhadap keluarga menjadi berkurang.
Dengan hadirnya Facebook Mudah sekali bagi para pecandu internet atau facebookers menemukan sesuatu yang berbau porno dan sex. Karena kedua hal itu yang paling banyak dicari di internet dan juga paling mudah ditemukan. nah, inilah fakta tidak dewasanya pengguna intenetIndonesia. Di facebook akan sangat mudah menemukan grup sex, grup tante kesepian, grup cewek bispak dsb.


Dengan hadirnya internet di masyarakat, segala aspek kehidupan akan ikut berpengaruh dari internet baik itu berdampak positif maupun negatif.  Begitu pun oleh beberapa Negara ingin dan berusaha untuk menguasai dunia melalui internet dengan melalui beberapa terobosan – terobosan.













DAFTAR PUSTAKA









ii