Press enter to see results or esc to cancel.

Merayakan Kemerdekaan ke-74 Di Puncak Burni Telong

di Puncak tertinggi gayo

Dalam mendaki gunung. Saya lebih baik tidur dalam kondisi menggigil dibawah terpal bersama sama tapi solid daripada punya tim gagah gagahan tidur di tenda camping yg komplit tapi timnya tak kompak.

Kualitas seseorang benar2 bisa diuji saat pendakian gunung. Baik segi fisiknya maupun tabiatnya.memang mendaki gunung seperti itu. Dalam keadaan sulit  jati diri manusia akan terlihat. Karena justru disitulah istimewanya gunung Dan hutan. Uang dan kekayaan tak lagi sberti di kota, canda dan tawa juga tak lagi sepura- pura dikota begitu juga halnya persahabatan tak lagi sepalsu dikota.

16 Agustus 2019 kami bersama enam orang teman melakukan pendakian ke puncak gung burni telong, Bener Meriah Aceh. Kegiatan ini salah satunya bertujuan untuk merayakan kemerdekaan indonesia yang ke -74.

Jumat itu, Tepat pukul 9.30 Wib kami berangkat dari kota lhokseumawe menuju bener meriah, sesampai di Simpang elak kami berhenti sejnak untuk belanja logistik secukupnya buat bekal di puncak nantinya sembari menunggu beberpa teman saya yang belum sampai.

Setelah selesai semua kami melanjutkan perjalanan melewati jalan KKA-Benermeriah yang memanjakan mata dengan gunung-gunung yg hijau dan udara dingin yang bikin adem sepanjang perjalanan.

Sesampai di Bener Meriah kami memutuskan untuk Salat dan makan siang sebelum menuju posko pendakian.

Usai salat dan makan kami menghidupkan kembali motor untuk segera melaju ke posko pendakian untuk melakukan registrasi dan pendakian.


Tepat pukul 2.40 kami berenam tiba diposko pendakian. Usai registrasi tim bergegas memasang tas dan carier di pundak masing- masing untuk segera menyusuri belantara gung burni telong.

Berhubung pendakian kami ini bertepatan esoknya tanggal 17 agustus maka pendaki- pendaki tumpat ruah memadati antrian registrasi dan di jalur pendakian. Mulai dari anak SMA sampai pendaki profesional pun ada baik cowo maupun cowok sudah gagah dengan peralatannya masing- masing.

Saya, Riski dan Fikar adalah Tim dari enam orang tadi yang pisah jadi dua, tiga orang lagi melaju dengan cepat menuju shelter 3 agar bisa segera memiliki tempat untuk pasang tenda kami yag lumayan besar yang muat lebih dari 6 orang. Dengan alasan jika tak ada yg naik lebih dulu untuk pasang tenda ditakutkan sudah tak ada lapak lagi karena sudah penuh dengan tenda tenda pendaki yang duluan sampai.(bersambung)

Tags