Teknik Dasar Sebelum Memulai Tulisan
BAB 1
PENDAHULUAN
Dalam Bab V
telah diuraikan bahwa sebuah topik yang akan digarap harus dipersempit ruang
lingkupnya,. Dengan menetapkan dalam mempersempit sebuah topik, maka penulis
akan lebih memusatkan perhatian kepada masalah yang khusus itu. Sehingga dapat
mencari bahan-bahan yang sangat khusus. Dengan bahan-bahan yang khusus itu,
maka terbukalah pula kemungkinan untuk membahas topik ini secara terperinci dan
mendalam.
Pada Tahap
pertama sebuah bahan yang kumpulkan itu disebut data atau informasi. Sebelum
digunakan dalam karangan,semua data harus dievaluasi kebenarannya. Ada
bermacam-macam cara yang dapat dipergunakan untuk mengumpulkan data, informasi,
serta menguji data dan informasi
tersebut. Cara-cara tersebut adalah mengadakan wawancara, mengadakan angket
(melalui daftar kuesioner), mengadakan observasi, penelitian lapangan atau
mengadakan penelitian kepustakaan. Bab ini akan mengkhususkan pembicaraan
mengenai penelitian melalui kepustakaan, karena ada alasan, pertama metode yang
lain akan dibicarakan dalam mata kuliah metode riset, sedangkan penelitian
kepustakaan biasanya digabungkan dalam mata kuliah bahasa, dan kedua,
penelitian kepustakaan lebih mudah dilaksanakan oleh semua mahasiswa, tanpa
mengorbankan waktu, biaya, dan tenaga yang telampau banyak.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. PENGUMPULAN DATA
1.
Wawancara dan Angket
Wawancara atau interview adalah suatu cara untuk
mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada seorang
informan.
Dalam menggunaka daftar pertanyaan yang telah disiapka
penanya tidak semata-mata, maka penanya akan mengajukan pertanyaan baru diluar
daftar tersebut. Daftar kuesioner dapat juga dijawab secara tertulis aleh
informal atau disebut angket. Angket mempunyai keuntungan bila dibandingkan
dengan wawancara, yaitu secara kuantitatif
Penelitian dapat diperoleh data yang cukup banyak,
yang tersebar secara merata dalam wilayah yang akan diselidiki. Walaupun
kenyataan tidak semua daftar kuesioner dikembalikan. Kelemahannya adalah bahwa
bisa terjadi salah paham sehingga jawabnya
Dari apa yang dikatakan.
2.
Observasi dan Penelitian Lapangan.
Pengumpulan data untuk suatu tulisan ilmiah dapat
dilakukan melalui observasi dan penelitian lapangan. Observasi adalah
mengamatan langsung kepada suatu objek yang akan diteliti, sedangkan penelitian
lapangan adalah usaha pengumpulan data dan informasi secara intensif disertai
analisa dan pengujian kembali atas semua yang telah dikumpulkan. Observasi
dapat dilakukan dalam satu waktu yang singkat, sebaliknya penelitian lapangan
memerlukan waktu yang lebih panjang. Observasi dapat dilakukan mendahului
pengumpulan data melalui angket atau penelitian lapangan.Dalam hal ini
observasi bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai objek
penelitian sehingga dapat disusun daftar kuesioner yang tepat atau dapat
menyusun suatu desain penelitan yang cermat.
Contohnya Dalam suatu instansi pemerintahan, peneliti
dapat berperan sebagai pegawai, iadapat mengamati bagaimana pegawai dalam bekerja,
bagaimana semngatkerjanya, dll.ParticipantObservation
5.
Penelitian Kepustakaan
Salah satu corak karya tulis yang penting adalah
tulisan yang disusun berdasarkan suatu riset. Manusia telah meneliti dan
mengumpulkan berbagai macam pengetahuan yang telah turunkan dari
generasi-generasi yang lampau. Akibat lain dari penelitian ini adalah pengaran
atau penulis belajar dan melatih dirinya untuk mengatasi masalah-masalah penyusunan yang rumit,
bagaimana mengekspresikan semua bahan dan bermacam- macam sumber itu menjadi
suatu karya tulis yang panjang dan teratur.
Tujuan lain dari penilaian karya melalui penelitian
kepustakaan ini adalah untuk melatih mengarang membaca secara kritis segala
bahan yang dijumpainya. Dalam rangka penelitian kepustakaan perlu digunakan
tiga golongan buku atau bahan bacaan yang diperlukan bagi suatu karya. Pertama,
buku-buka atau bahan bacaan yang memberikan gambaran umum mengenai persoalan
yang akan dianggap.Kedua buku-buku yang harus dibaca secara mendalam dan
cermat. Ketiga bahan bacaan tambahan yang menyediakan informasi untuk mengisi
yang lebih kurang untuk melengkapi karya tulis itu.
Walaupun terdapat begitu banyak perpustakaan di dunia,
namun tidak ada dua perpustakaan yang sama. Perbedaan –perbedaan itu disebabkan
oleh bermacam-macam faktor : daerah atau tempat terdapat sebuah perpustakaan,
perhatian para penyumbang atau pengurusnya, jenis-jenis karya yang kumpulkan,
keuangan dan sebagaimana.
Mekanisme standar yang dipakai pada semua perpustakaan
untuk membantu setiap orang guna mencari bahan yang diperlukan adalah :
kartu-kartu katalog, buku-buku referensi standar, indeks, dan lain-lain.
a.
Kartu-Kartu Katalog
Pada setiap perpustakaan disediakan kartu-kartu
katalog yang memuat keterangan tentang buku yang terdapat dalam perpustakaan
itu. Pada perpustakaan yang sudah maju, kartu-kartu katalog itu memperinci
dengan cermat semua keterangan yang diperlukan tentang buku itu. Baris pertama
dari kartu katalog itu mencantumkan nama
pengarang (nama keluarga lebih dahulu,nama kecil) Serta tahun kematiannya, bila
pengarang itu sudah meninggal. Baris kedua memuat judul buku (dalam hal ini
dipergunakan huruf kapital bagi huruf pertam dari kata-kata yang penting,
kecuali nama diri seluruhnya dengan huruf kapital ), edisi, data pulikasi yang
terdiri dari: tempat terbit, penerbit dan tahun terbit. Dalam sebuah karya
tulis final data-data itu harus diikut sertakan sebab itu harus dicatat dengan
cermat.
Pokok ketiga yang juga dicantumkan dalam kartu-kartu
katalog adalah: besarnya ata tebalnya buku, banyaknya halaman buku, bab dan
jumlah jilik.
Sama pentingnya pula adalah pokok yang keempat (yang
tidak selalu ada pada semua kartu katalog) yaitu analisa isinya. Ada beberapa
ketentuan tambahan yang biasa dipergunakan, yang perlu diketahui pemakai
perpustakaan.
1.
Singkatan-singkatan dan angka-angka yang
terdapat pada sebuah judul buku, ditempatkan dalam urutan sesuai kepanjanganya,
: R.A. Kartini.
2.
Penyusunan nama pengarang adalah: nama keluarga,
nama kecil, lalu gelar-gelar.
3.
Judul-judul buku disusun menurut kata-kata yang
terpenting .
4.
Kartu katalog subyek disusun menurut urutan
alfabetis.
b.
Buku-Buku Refensi
Buku-buku
refensi adalah buku-buku yang dimaksudkan untuk dipakai sebagai penerangan atau
sebagai dasar untuk mencari keterangan yang khusus mengenai pokok-pokok
tertentu. Yang termasuk dalam buku-buku refensi adalah: buku katalogus, indeks
majalah, indeks harian, kamus umum, ensiklopedia umum, kamus-kamus biografi,
buku-buku tahunan, peta atau atlas, dan sebagainya.
1.
Buku katalogus adalah sebuah buku berisi
buku-buku yang terdapat diberbagai perpustakaan, sebagai pelengkap kartu-kartu
katalog yang sudah dibicarakan di atas buku-buku semacam itu biasanya
diterbitkan oleh perpustakaan untuk dikirim keperpustakaan-perpustakaan lain
yang memerlukanya.
2.
Bila kita akan mempergunakan indeks majalah,
pertama-tama kita harus mengetahui bagaimana cara memakainya. Sebelum
memindahkan bahan-bahan dari indeks majalah kedalam sebuah bibliografi dalam
sebuah karya ilmiah.
3.
Indeks harian, pada umumnya artikel-artikel
dalam harian tidak dimasukkan dalam daftar indeks. Oleh karena itu sebagai
bahan perbandingan dapat dipergunakan bahan-bahan dari surat-surat kabar
tersebut, mengingat pada umumnya surat-surat kabar biasanya memuat
berita-berita yang sama pada tanggal yang sama.
4.
Kamus umum yang tidak dipersingkat, merupakan
sumber yang paling baik tentang kata-kata umum.Dalam bahasa indonesia kamus
umum yang dianggap baik dewasa ini adalah Kamus Umum Bahasa Indonesia yang
susun oleh Poerwadarminta. Kamus ini sudah mengalami ulang-cetak yang V pada
tahun 1976. Pada cetakan ini di adakan perbaikan dan tambahan oleh Pusat
Pembinaan dan Pengembangan bahasa Departemen P&K.
5.
Ensiklopedia Umum
Sebuah ensiklopedia umum berusaha memberi
artikel-artikel yang obyektif dan dapat dipercaya, serta pokok-pokok persoalan
yang mendapat perhatiaan umum. Karena Ensiklopedia itu ada banyak macamnya,
serta berbeda antara satu edisi dengan edisi yang lain, maka ada baiknya untuk
mempergunakan beberapa ensiklopedia untuk suatu hal tertentu.
6.
Buku-buku refensi lainya
Disamping pokok-pokok yang telah diuraikan diatas,
buku-buku refensi meliputi juga dokumen-dokumen pemerintah, buku-buku tahunan,
buku-buku dari sumber-sumber khusus. Yang termasuk dalam dokmen-dokumen
pemerintah misalnya brosur-brosur yang diterbitkan oleh Departemen penerangan,
atau oleh Departemen-Departemen lainnya mengenai hal-hal yang menyangkut
bidangnya masing-masing. Sebaliknya buku tahunan diterbitkan untuk memperingati
peristiwa-peristiwa yang penting yang terjadi dalam tahun yang lalu. Yang
dimaksud dengan sumber-sumber khusus adalah terbit-terbitan mengenai suatu
bidang khusus tetapi tidak termasuk dalam laporan atau buku tahunan. Misalnya :
Ensiklopedi Ensiklopedi seni, ensiklopedi musik, Ensiklopedi sastra.
7.
Pencacatan data
Melalui buku-buku dan majalah-majalah sebagai yang
telah diuraikan diatas, penulis diharapkan pada langkah berikutnya ialah
mencatat bahan-bahan yang di anggapnya sangat penting atau diperlukan bagi
penyusunan karangannya. Tahat pertama dimulai secara intensif. Tahap pertama ia
mulai mencatat bahan-bahan yang dianggap penting. Untuk pencatat ini sebaiknya
disediakan kartu-kartu tik yang berukuran 10×15 cm (lebih besardari yang
diperlukan untuk kartu katalog). Dalam tiap jangan mempergunakan buku-buku
catatan atu kitab tulis untuk membuat catatan itu, karena kan sangat sulit
menyusun bahan-bahan tersebut. Dengan mempergunakan kartu-kartu tik itu, maka
penulis dapat menyusun bahannya menurut urutan alfabet sesuai dengan pokok-pokok yang terdapat pada
kartu-kartu itu.
Tiap kartu
harus memuat dua hal,yaitu:
1. Sumber yang tept dari mana catatan itu diambil
2. Data atau pendapat yang diperlukan
Pencatatan tentang sumber merupakan hal yang sangat
penting,karena nantinya akan dipakai untuk menyusun catatan kaki dan penyusunan
bibliografi.Ini berarti mencatat dengan cermat ; nama pengarangnya,judul
buku,halaman tempat catatan itu diambil ; atau kalau berupa artikel : nama
pengarang,judul artikel,nama atau harian,dan halaman.
BAB III
PENUTUP
2.1 KESIMPULAN
Dengan
menetapkan dalam mempersempit sebuah topik, maka penulis akan lebih memusatkan
perhatian kepada masalah yang khusus itu.Shingga dapat mencari bahan-bahan yang
sangat khusus. Dengan bahan-bahan yang khusus itu, maka terbukalah pula
kemungkinan untuk membahas topik ini secara terperinci dan mendalam.
3.2 Saran
Dalam makalah
ini, kami menyadari bahwa hasil yang dicapai masih jauh dari sempurna, terdapat
banyak kekurangan karena keterbatasan kemampuan yang kami miliki, oleh karena
itu kami sangat mengharapkan saran yang bersifat membangun tidak lain harapan
kami sabagai penulis semoga makalah ini
dapat berguna bagi rekan rekan khususnya dan pembaca umumnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Keraf, Gorys. 1979. Komposisi, Jakarta : Nusa Indah
Tags
Similar to this Post
MUHAMMAD IRWAN
Desainer Grafis, Traveller dan Blogger
- Menyusuri Jejak teungku Chik Di Tiro
- E-book Gratis
- mencari Jejak Sosok Pahlawan Cut Nyak Dhien yang di Asingkan ke Sumedang oleh Belanda
- KONFLIK KEKUASAAN POLITIK
- Terimaksih Bidikmisi untuk Sarjanaku
- GALLERI
- Tapak Tilas Gunung Seulawah Agam part 2
- Pers Rilis
- Menulis cerpen dalam sekali duduk
- TAPAK TILAS GUNUNG SEULAWAH AGAM PART 3