Press enter to see results or esc to cancel.

TAPAK TILAS GUNUNG SEULAWAH AGAM PART 3



"Kau bisa hitamkan putihku Kau takkan gelapkan apapun
Kau bisa runtuhkan jalanku Kan ku temukan jalan yang lain". (Tulus)

Beberapa hal di dunia ini berhak mendapatkan kesempatan kedua termasuk mendaki gunung.
syukur pada tuhan mendaki kali ini bukan lagi kali kedua bagi saya.tuhan telah memberi kesempatan bertubi-tubi untuk bisa menikmati keindahan gunung dan menghirup udara bebas nan segar.

setelah makan siang dengan Nugget di Shelter pintu Angin. kami segera bergegas menggerakkan langkah menuju shelter selanjutnya yakni Batu gajah. menapaki setapak demi setapak hutan belantara Seulawah Agam. kadang juga sering melewati pohon besar yang tumbang  di  jalur pendakian.

hari semakin gelap, shelter batu gajah belum juga kami jumpai. banyak pendaki yang bertanya-tanya "kapan sih sampai ke batu gajah?" sudah sejauh ini perjalanan belum juga menemukan shelter selanjutnya.

di dalam penuh penasaran kami terus menggerakan alunan kaki untuk terus melangkah. namun perjalanan ini tidak terasa berat.karena banyak dalam tim ini jago guyonan. satu guyonan yang sangat membekas adalah guyonannya Aliya.

Aliya adalah salah satu pendaki perempuan di tim kami dengan  tipikal wajah oval berkulit putih dan sedikit kurus. dia tak henti-hentinya membuat guyonan dengan seakan akan memanggil seseorang dengan kata "Hey" namun ketika ada yang menyahutinya dia langsung menyanyikan "hey tayo...hey tayoo" (lirik lagu dalam film Animasi Tayo the Little Bus) kadang banyak yang geram bercampur senang karena kelelahan sudah terlupakan dengan lirik lagu yang dinyanyikan itu.

hari semakin gelap jadwal Asar sebentar lagi akan segera berakhir, saya dan sebagian  kawan-kawan telah tiba di salah satu titik peristirahatan yang tempatnya lumayan datar. saya mengusulkan kepada kawan-kawan untuk menunggu kawan-kawan yang masih jauh tertinggal dibelakang. sembari menunggu yang lain sebagian kami yang muslim segera melaksanakan ibadah Salat Asar dengan menggelar matras sebagai musala untuk sembahyang.

dengan air seadanya yang ditampung dalam botol plastik oleh pendaki-pendaki sebelumnya yang digantungkan dipohonlah air untuk kami berwudhu'. sungguh mulia rasanya pendaki-pendaki disini. mereka tidak hanya memikirkan dirinya sendiri tapi mereka memikirkan kemaslahatan bersama. buktinya banyak tempat-tempat penampung air yang mereka buat semata semata kalau ada orang yang kehausan dan kehabisan air, tampungan itu menjadi solusinya.

setelah berkumpul semua. kami terus melanjutkan perjalanan ke batu gajah. track kali ini semakin terjal dan licin. dan akhirnya batu gajahpun terlihat. banyak kawan-kawan merasa gembira. karena kurang lebih 45 menit lagi kita akan tiba di puncak.
foto Bersama di Shelter Batu gajah

waktu tercatat tepat puku 18.37 kami tiba di batu gajah. sebagian kawan-kawan tidak lupa mengabadikan momen di Batu Gajah ini. begitu juga dengan saya, meski kamera hp sudah tidak sanggup lagi menangkap cahaya yang semakin kecil namun foto tetap harus ada.
setelah berfoto ria di batu gajah. tidak menunggu lama  semua kami terus mnyusuri hutan lumut disana. dan hari sudah sangat gelap. saya mengeluarkan senter  dari dalam tas untuk menerangi jalur pendakian.

seperti sebelumnya perjalan kami selalu terpisah-pisah. kali ini kami orang yang paling depan yakni bersama Aldi, Laras, Oja, Desi, Nisa, Maya dan Puja. Aldi berjalan paling depan bersama Puja. ditengah perjalan Aldi terperosok ke salah Satu Goa bermuka kecil yang membuat kakinya terkilir. saya menyenteri Aldi sembari menarik kakinya yang terkilir yang kemudian kami melanjutkan perjalanan dengan penuh kehati-hatian.

Aldi terus mengerang kesakitan, namun tetap melanjutkan perjalanan hingga kami tiba di tugu. tugu ini menandakan bahwa kami telah tiba di pucak. saya dan kawan-kawan mengucapkan Alhamdulillah. kami telah menemukan garis finish dari Seulawah Agam. Aldi Segera Mengumandangkan Suara  Azan. dan saya tak membiarkan momen ini lewat begitu saja, saya segera mengambil hanphone di saku kiri celana saya untuk segera merekam momen bersejarah ini.

lalu satu persatu kawan yang lain tiba di garis finish. kami segera mengambil air wudhu' yang sudah ada di tampungan dekat tugu untuk segera menunaikan salat magrib berjamaah.

setelah salat magrib kami segera menggelar tenda masing-masing ditengah guyuran hujan gerimis yang dinginnya menusuk ketulang-tulang kami.

tidak lama setelah itu kami segera menyiapkan makan malam bersama dibawah tenda yang telah diapsang Bang Tulen pemandu perjalanan kami. lalu kami terlelap tidur dengan cuaca kurang lebih 10 derjat Celcius.

subhanallah saya begitu kagum dengan ciptaannya. saya telah jatuh cinta pada Alam. saya bermimpi suatu saat bisa mendaki puncak Himalaya. semua atas Izin-Nya. kalau Kita Percaya tuhan Maha Besar makan kita tidak takut bermimpi besar. karena Semua mudah baginya.
 
Di Puncak Seulawah Agam
Salam lestari..
Salam Literasi...

By: Muhammad Irwan (Entrepreneur, Writer & Traveler)